Sejarah Masjid Tiban di Malang Jawa Timur

Lokasi: Jl. Anggur, Sananrejo, Turen, Malang, Jawa Timur 65175
Map: Klik Disini
HTM: Gratis
Buka: Setiap Hari
Telepon: 0822-1781-1778

Bila Anda berekreasi ke Malang, jangan hanya sekedar pergi ke lokasi wisata seperti Malang Night Paradise, atau malah ke berbagai pusat perbelanjaan dan mencicipi beragam kuliner di kota ini.

Sebaliknya, tak ada salahnya untuk berlibur ke lokasi wisata unik dan juga yang menyenangkan.

Sebelumnya Anda mungkin sudah mencoba untuk berlibur ke berbagai wisata alam yang ada di Malang dan sekitar Jawa Timur.

Seperti ke air terjun, ke pegunungan, hingga mengunjungi wisata pantai dan pulau yang ada di sisi selatan Malang.

Namun jangan keburu bosan karena di Malang, Jatim masih ada sederet pilihan lokasi wisata menarik lain yang ada.

Pemerintah kota dan kabupaten Malang memang sedang giat-giatnya untuk semakin mengembangkan sektor wisata.

Pengelolaan wisata pun semakin dikembangkan dengan memberikan banyak fasilitas untuk para wisatawan dari dalam dan juga luar daerah.

Bahkan Malang saat ini juga sudah berusaha menarik wisatawan dari luar negeri dengan sederet wisata yang mereka miliki.

Foto By @ibeth_ibath

Beberapa lokasi wisata baru pun dibuka. Salah satunya, Masjid Tiban Malang. Masjid Tiban menjadi salah satu wisata religi favorite dan terkenal di Malang.

Lokasi sekitar dan di dalam masjid yang menjadi tempat wisata pun sudah semakin sering tampil pada banyak foto di media sosial maupun di video di YouTube.

Foto dan video yang menunjukkan keindahan Masjid Tiban di Malang ini tentu saja mengundang daya tarik dan menjadikan lebih banyak wisatawan yang tergoda untuk datang berkunjung.

Tak hanya keluarga, bahkan tak jarang ada rombongan dari berbagai daerah di Indonesia yang datang untuk wisata religi di masjid Tiban di Malang.

Lokasi Masjid❤️

Foto By @sri_nurinayah_aya

Masjid Tiban Malang, yang diklaim sebagai masjid paling megah di Indonesia terletak di jalan KH. Wahid Hasyim Gang Anggur Nomor 10, RT 07/RW 06 Desa Sananrejo, Turen, Kabupaten Malang.

Letaknya sendiri sekitar 40 km dari pusat kota Malang. Tidak terlalu jauh dan cukup mudah juga menemukan lokasi masjid dengan menara tinggi menjulang berwarna biru tersebut.

Alamat masjid ini sendiri memang terbilang cukup terpencil. Namun jangan khawatir, ada banyak sekali papan petunjuk yang memperlihatkan arah menuju ke masjid.

Bila masih ragu, masjid paling megah di Indonesia ini terletak dalam wilayah Pondok Pesantren Salafiah Bihaaru Bahri Asali Fadlaailir Rahmah, yang letaknya di Desa Sananrejo, Turen, Kabupaten Malang.

Pondok pesantren ini sudah sangat terkenal di Malang sehingga mencari lokasinya sudah pasti tak akan sulit lagi.

Berniat berkunjung ke Masjid Tiban di Malang? Di bawah ini merupakan cara untuk menuju ke lokasi masjid tersebut dari berbagai kota yang ada di Jawa Timur.

Jalan Menuju Lokasi❤️

Foto By @agustina_mahayani

Ada beberapa alternatif jalan untuk menuju ke Masjid Tiban di Malang. Bila Anda berasal dari Blitar, Tuban, Grobogan, Batu atau dari daerah lain di Jawa Timur misalnya, paling mudah memang langsung menuju ke kota Malang.

Dari kota Malang, jarak ke Masjid Tiban hanya sekitar 27 km dan bisa ditempuh antara 30 hingga 45 menit dengan menggunakan kendaraan pribadi.

Sedangkan bila Anda menaiki kendaraan umum, dari kota Malang langsung menuju ke terminal Arjosari dengan menggunakan angkot tujuan ke Terminal Gadang.

Lanjut:  10 Daftar Pilihan Taman di Daerah Malang Yang Kece Abis, Cocok Banget Buat Hangout

Setelah itu dari terminal ini, Anda berganti bis ke Pasar Turen. Berhenti di pasar, Anda bisa langsung berganti ojek ke Masjid Tiban Turen.

Alternatif rute lain, Anda juga bisa langsung menaiki bis dari Tuban dengan tujuan Malang – Turen – Dampit. Dari bis ini, bisa langsung turun di pasar Turen dan berganti ojek untuk masuk ke Masjid Tiban.

Ongkos perjalanan dari rute ini pun lebih terjangkau, hanya Rp 7,000 untuk bis dan membayar ojek Rp 15,000 saja.

Satu hal yang perlu diingat bila menggunakan angkutan umum ke wisata religi ini sebaiknya meminta nomor telepon dari tukang ojek untuk kembali menjemput Anda.

Nantinya, tak ada pilihan angkutan dari masjid kembali ke pasar Turen. Kecuali Anda ingin berjalan kaki sejauh 2 km.

Wisata Religi❤️

Foto By @bimosimbe

Berkunjung ke masjid ini, Anda memang tak hanya sekedar berwisata melihat pemandangan indah atau pun menikmati sederet hidangan lezat ala Malang.

Sebaliknya berkunjung di Masjid Tiban Turen ini justru merupakan salah satu wisata religi yang akan memberikan pengalaman supranatural tersendiri.

Selain itu juga, Anda akan dibuat terperangah dengan keindahan yang dihadirkan oleh bangunan masjid paling megah di Indonesia tersebut.

Begitu sampai di area masjid, pengunjung akan disambut dengan menara gerbang setinggi 30 meter yang menjadi pusat informasi 1.

Bila menggunakan kendaraan, dari sini Anda akan diarahkan untuk parkir lebih dulu sebelum akhirnya masuk ke gerbang 2.

Di pusat informasi 2 tersebut, bila datang berombongan Anda akan ditawari guide gratis untuk menemani kepala tim.

Sedangkan bila datang perorangan atau dengan keluarga, Anda bisa memilih untuk mendapatkan semacam brosur yang terdapat peta sekaligus juga arti dari masing-masing letak di ruangan masjid.

Foto By @harnum.wijayanti

Serta kisah sejarah dari masjid Tiban Turen ini pula. Semua itu bisa didapatkan dengan gratis. Masjid memang tak mematok harga tiket masuk. Meski akan ada kotak untuk memberikan sumbangan seikhlasnya.

Arsitektur masjid ini sendiri terinspirasi dari 3 kebudayaan berbeda. Ada kebudayaan Eropa, India, Arab dan Cina yang masing-masing memberikan elemen ciri khas tersendiri. Menjadikan penampilan masjid ini berbeda dengan masjid lain.

Dari luar, terlihat masjid dominan dengan warna putih, biru, dan juga emas. Menara masjid dengan puncak berwarna biru terlihat megah dengan bangunan yang didominasi dengan warna putih.

Arsitektur untuk menara masjid sangat kaya akan elemen khas dari Eropa. Terlebih dari pemilihan warna dan juga detail yang digunakan.

Sedangkan bangunan di sisi lain justru memiliki kebudayaan Cina dengan sentuhan berwarna emas yang menjadikan penampilan masjid sendiri lebih menarik dari pada bagian yang lain.

Bangunan masjid ini sangat luas dengan total 10 lantai. Bagian yang menjadi salah satu daya tarik adalah pintu depan yang dihiasi dengan kaligrafi khas kebudayaan Arab berwarna emas.

Foto By @hefifatm_80

Hiasan kaligrafi ini pun mewarnai hingga ke bagian dalam masjid. Dengan masing-masing ruangan memiliki kaligrafi berbeda-beda. Membuat masjid ini seakan memiliki “nyawa”-nya sendiri.

Ketika masuk ke dalam masjid Tiban Malang ini, di ruangan utama terdapat jam yang menjadi centre of attention.

Dari keterangan guide yang menemani wisatawan dengan cuma-cuma, jam yang ada di ruangan bagian dalam masjid ini memiliki makna lebih dari sekedar penunjuk waktu.

Jam besar ini merupakan pertanda bahwa hidup manusia tidak selamanya dan akan ada waktunya itu semua akan berakhir.

Lanjut:  Bulan Madu Romantis Ke Malang Budget Mulai 2 Jutaan, Pilih 15 Daftar Pilihan Paket Honeymoon Ini!

Sama seperti jam yang terus berdetak, begitu pula hidup manusia. Tinggal menunggu waktu saja. Makna yang begitu dalam, bukan?

Melangkah di lantai dasar, akan terdapat lorong-lorong yang menuju ruangan berbeda. Di lantai ini, kesan dan suasana dari kebudayaan India sangat terasa. Terutama dengan lampu berbeda warna yang diberikan sepanjang lorong.

Pengunjung bisa memilih untuk berjalan-jalan di ruangan berbeda atau malah untuk mencoba makanan khas hingga membeli pernak-pernik yang dijual oleh santri pesantren di lantai dasar ini.

Di lantai dasar ini juga ada bagian dengan banyak hewan peliharaan milik pesantren. Ada kera, burung cenderawasih, rusa, burung kakaktua, ayam bekantan dan beberapa macam satwa lainnya yang memang sengaja dipelihara.

Pengunjung bisa mengambil gambar dari satwa tersebut, atau malah berfoto bersama beberapa hewan yang ada.

Untuk menuju ke lantai berikutnya, pengunjung bisa menggunakan tangga atau pun lift. Di masing-masing lantai ada beberapa ruangan yang bisa dikunjungi.

Menurut cerita dari penduduk sekitar, ruangan di masjid ini memiliki fenomena aneh yang bisa menyembuhkan keluhan penyakit dari pengunjungnya. Meskipun belum ada yang bisa membuktikan fakta kebenaran dari fenomena tersebut.

Selain itu juga, di lantai ini ada tanaman yang dikembangkan oleh santri di masjid, menjadikan pemandangan terlihat begitu indah.

Ini tentu saja menjadi satu lagi data tarik menarik dari keseluruhan wisata religi yang ada di masjid Tiren, Tuban tersebut.

Di bagian paling atas, tepatnya di lantai 9, pengunjung akan bisa menyaksikan pemandangan yang lebih indah lagi. Dari lantai atas ini, akan terlihat pemandangan di dalam dan luar masjid.

Menyaksikan pemandangan di malam hari dari lantai atas masjid ini pun akan terlihat lebih indah lagi, karena nampak kerlap kerlip lampu kota di sekeliling. Sebuah pemandangan yang dipastikan menjadi magnet untuk terus mengunjungi masjid ini.

Misteri Pembangunan❤️

Foto By @ibeth_ibath

Anda mungkin bertanya-tanya mengapa masjid ini dinamakan masjid Tiban. Ada sebuah alasan tersendiri yang beberapa orang masih menganggapnya sebagai misteri.

Nama masjid Tiban diberikan oleh masyarakat karena masjid tersebut seakan muncul hanya dalam satu malam saja.

Warga sekitar bahkan menyebut masjid Tiban ini seakan jatuh dari langit atau “tiban”. Selain itu banyak juga yang menyebut bahwa masjid tersebut dibangun oleh jin, hanya dalam waktu satu malam saja.

Menarik sekali bukan? Meskipun tentu saja, fakta pembangunan masjid Tiban ini bukan seperti itu.

Masjid Tiban pertama kali “muncul” di tahun 2008 lalu di area Pondok Pesantren Salafiah Bihaaru Bahri Asali Fadlaailir Rahmah.

Bangunan masjid yang begitu megah, dengan menara tinggi menjulang berwarna biru tentu saja menarik perhatian warga sekitar.

Menariknya warga sekitar justru mengaku sebelumnya tak pernah menyaksikan ada pembangunan masjid Tiban. Bahkan tak pernah nampak adanya alat berat yang keluar dan masuk dari area pesantren pada saat pembangunan.

Masjid ini pun seakan-akan hanya jadi dalam waktu yang sangat singkat. Warga juga mengaku tak pernah menyumbang untuk pembangunan masjid di daerah mereka.

Namun fakta berbeda dibeberkan oleh KH Ahmad Bahru Mafdlaluddin Shaleh Al-Mahbub Rahmat Alam, pendiri sekaligus pemilik dari Pondok Pesantren Salafiah Bihaaru Bahri Asali Fadlaailir Rahmah.

Kiai dengan sebutan Romo Kiai Ahmad ini justru mengaku masjid memang dibangun oleh “jin”. Hanya saja, jin yang dimaksud merupakan donatur yang merupakan santri pesantren.

Lanjut:  Atria Hotel Malang, Tempat Menginap Favorit Wisatawan di Kota Apel Harga Mulai Rp439.756 Per Malam

Baik itu mereka yang tinggal di dalam pesantren maupun yang berasal dari luar daerah.

Foto By @agustina_mahayani

Donatur ini tak hanya memberikan dana untuk membangun pesantren, namun juga memberikan tenaga mereka untuk proses pembangunan.

Bahkan hingga saat ini, proses pembangunan masjid masih terus berjalan dan semuanya dilakukan oleh para santri pesantren.

Inilah mengapa, tak terlihat ada banyak aktifitas pembangunan dari luar, karena semua aktifitas pembangunan dilakukan oleh para santri sendoro di dalam pesantren.

Romo Kiai Ahmad menjadi perancang dari desain masjid beserta ruangannya. Sedangkan penentuan desain, bentuk bangunan, ukuran, hingga warna cat dilakukan lewat shalat Istikhoroh.

Romo Kiai Ahmad mengaku dirinya selalu shalat Istikhoroh lebih dulu sebelum mengambil keputusan untuk pembangunan masjid.

Bila dirasa ada bagian yang tidak sesuai dengan hasil “komunikasinya” dengan Allah SWT di shalat Istikhoroh, maka akan dibongkar.

Hal ini yang diakui oleh Romo Kiai Ahmad dibangun melalui “jin”, meski tentu saja tidak dalam satu malam.

Mengenai misteri dari manfaat masing-masing ruangan di masjid ini pun, Romo Kiai Ahmad tak membantah. Ada manfaat yang memang diberikan oleh masjid ini berdasarkan dari keikhlasan sang pembangun.

Diakui Romo Kiai Ahmad, semakin ikhlas proses pembangunan, memang akhirnya manfaat dan khasiat dari ruangan di masjid tersebut akan semakin dirasakan oleh pengunjung.

Daerah Lain❤️

Foto By @gagha.putra

Masjid Tiban bukan hanya ada di Turen, Malang. Sebaliknya, beberapa daerah lain pun diakui terdapat masjid yang muncul tiba-tiba. Masjid Tiban yang ada di Purwantoro, misalnya.

Masjid ini tepatnya ada di Dusun Bendo, Desa Bakalan Kecamatan Purwantoro. Masjid Tiban ini menurut kepercayaan merupakan peninggalan dari Sunan Bayat

Selain itu juga masjid Tiban yang ada di Wonogiri. Masjid Tiban ini letaknya ada di Dusun Wonokerso, Kelurahan Sendangrejo, Kecamatan Baturetno, Wonogiri, Wonorekso. Daerah masjid Tiban tersebut dekat dengan Bulukerto.

Masjid Tiban yang lain ada di Bagelen, Purworejo, serta ada juga yang terdapat di Gondang, Tulungagung. Masjid Babussalam Probolinggo juga dipercayai sebagai masjid Tiban.

Foto By @man_international

Selain itu juga Masjid Sendang Dhuwur yang adalah masjid tertua di Lamongan ini pun disebut sebagai tiban.

Belum lagi, masjid Tiban lain yang pernah ditemukan di Magelang, Gresik, Gunungkidul, dan Pacitan.

Meskipun di antara sekian banyak masjid Tiban lain tersebut, yang terdapat di Turen, Malang memiliki bangunan paling megah. Serta menjadi satu-satunya yang disebut-sebut dibangun oleh jin.

Walau sudah dibuktikan bahwa masjid ini sebenarnya dibangun oleh para santri yang ada di Pondok Pesantren Salafiah Bihaaru Bahri Asali Fadlaailir Rahmah, yang jumlahnya mencapai lebih dari 350 orang dan tinggal di area masjid.


Satu pemikiran pada “Sejarah Masjid Tiban di Malang Jawa Timur”

Tinggalkan komentar

error: Content is protected !!