Mau Foto Prewedding Atau Bulan Madu? Ke Pulau Bidadari Saja

Lokasi: Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Provinsi DKI Jakarta
Map: Klik Disini
HTM: Rp.5.000
Buka Tutup: 24 Jam

Mendengar nama Pulau Bidadari, bagi sejumlah traveller dan backpacker yang kerap menjelajah tempat-tempat wisata yang ada di tanah air, tentu sudah tidak asing lagi. Karena nama tersebut menjadi identitas dari sejumlah tempat wisata yang ada di Indonesia.

Beberapa pulau wisata yang menggunakan kata “Bidadari” sebagai nama diantaranya adalah: Angel Island di Labuan Bajo Flores, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur yang menjadi bagian dari Kepulauan Komodo, Pulau Bidadari di Bandar Lampung, Pulau Bidadari di Timika Papua, Gili Bidadari di Kecamatan Gili Genting, Kabupaten Sumenep yang berbatasan dengan Gili Pandan yang menjadi bagian dari wilayah Kabupaten Pamekasan Madura, serta Gili Trawangan di Lombok NTB yang memiliki nama lain Pulau Bidadari.

Sedang tempat wisata selain pulau yang menggunakan kata “Bidadari” sebagai nama diantaranya adalah Telaga Bidadari di Batam, Kep Riau, Teluk Bidadari di Desa Sumberbening, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang, Telaga Bidadari di Makassar Pantai Bidadari di Banyuwangi, serta Curug Bidadari yang ada di kawasan Sentul Paradise park Bogor.

Diantara sekian banyak pulau dan tempat wisata yang menggunakan nama “Bidadari”, yang bisa dibilang paling akrab di telinga masyarakat terlebih mereka yang memiliki hobby travelling adalah Pulau Bidadari Eco Resort Wisata yang terdapat di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. Tempat wisata inilah yang akan kita review dalam tulisan ini.

foto by instagram.com/helocila/

Pulau Bidadari yang ada di Kepulauan Seribu ini lebih populer dibanding yang lain disebabkan karena gencarnya pemberitaan di media massa, baik media cetak maupun media online.

Utamanya melalui blog dan website pariwisata seperti traveloka, pegipegi, agoda juga lewat media sosial seperti facebook, instagram serta youtube.

Selain itu keberadaan jasa tour & travel dan sejumlah eo yang menyelenggarakan open trip juga turut andil dalam mempromosikan Pulau Bidadari.

Karena mereka tidak hanya sekedar memperkenalkan dan menawarkan jasa yang mereka berikan, tapi secara tidak langsung juga ikut mempromosikan destinasi wisata ini baik lewat brosur maupun review tentang Pulau Bidadari di sejumlah web atau lewat situs forum seperti Kaskus.

Biro travel dan organizer yang terus bertambah sampai dengan tahun 2024 ini pada umumnya menawarkan paket wisata Kepulauan Seribu dengan menjadikan Pulau Bidadari sebagai salah satu destinasi yang masuk dalam daftar kunjungan.

Namun tidak sedikit yang khusus menjual Paket Wisata Pulau Bidadari dengan berbagai jenis paket, mulai dari one day trip atau kunjungan sehari, paket menginap sampai dengan paket honeymoon.

Baca Juga: 10 Daftar Paket Wisata ke Pulau Seribu, Mulai Rp.220.000

Harga paket yang mereka tawarkan pun berbagai macam, mulai dari paket hemat yang paling murah sampai dengan paket termahal, tergantung dari lama kunjungan dan fasilitas yang diberikan.

Sehingga wisatawan memiliki keleluasan dalam memilih paket wisata yang mereka inginkan, sesuai dengan budget yang dimiliki.

Selain wisatawan yang datang berkunjung dengan perantara biro wisata dan organizer, tidak sedikit mereka yang datang ke Pulau Bidadari tanpa melalui perantara.

Terlebih saat musim liburan seperti Hari Raya Idul Fitri, Natal dan Tahun Baru, karena untuk menuju ke lokasi memang sangat mudah dan dengan jarak yang relatif dekat dengan kota Jakarta.

foto by instagram.com/geovani.ms/

Perjalanan menuju ke Pulau Bidadari dari Jakarta dapat ditempuh melalui 2 tempat yaitu Pelabuhan Kali Adem yang ada di Muara Angke dan Dermaga Marina yang ada di Ancol.

Dengan jarak sekitar 50 km dari Jakarta, perjalanan menuju Pulau Bidadari dari dermaga Marina dengan menggunakan speed boat yang memasang tarif Rp.150.000 perorang pulang pergi, hanya butuh waktu sekitar 30 – 45 menit.

Sedang perjalanan dengan menggunakan kapal ferry atau perahu tongkang dari Pelabuhan Kali Adem dengan biaya tiket Rp.30.000 sekali jalan hanya butuh waktu sekitar 1 – 1,5 jam.

Dengan jarak yang relatif dekat itulah membuat warga DKI banyak yang memilih Pulau Bidadari sebagai tujuan untuk menghabiskan waktu liburan mereka.

Bahkan, dengan keindahan dan daya tarik yang dimilikinya, pulau ini kerap dijadikan sebagai tempat untuk pengambilan foto prewedding, pembuatan video clip termasuk menginspirasi cerita film misteri dengan judul yang sama dengan nama pulau ini yaitu “Pulau Bidadari” yang sempat ditayangkan di cinema 21 serta gedung-gedung bioskop yang lain.

Sejarah Masa Lalu
❤️

Merujuk pada deskripsi tentang Pulau Bidadari yang ada di Wikipedia, dahulu tepatnya pada abad ke-17, pulau dengan luas 6 hektar ini mendapat julukan Pulau Purmerend dan Pulau Sakit yang berfungsi sebagai penunjang aktifitas militer tentara VOC yang ada di Pulau Onrust, karena letak kedua pulau ini saling berdekatan.

Lanjut:  Pulau Putri di Kepulauan Seribu, Pesonanya Bikin Betah

Tidak hanya Pulau Purmerend saja yang berfungsi sebagai penunjang aktifitas militer, tapi juga pulau-pulau lain di sekitarnya, seperti Pulau Cipir atau Pulau Kahyangan dan Pulau Kelor.

Julukan Pulau Sakit diberikan karena sekitar tahun 1679, VOC pernah mendirikan rumah sakit di pulau ini yang diperuntukkan bagi penderita penyakit lepra atau kusta.

Pada saat itu pula di pulau ini juga didirikan sebuah menara yang berfungsi sebagai sarana pengawasan sekaligus pertahanan dari serangan kapal-kapal musuh yang akan mencoba untuk memasuki Jakarta yang kala itu masih bernama Sunda Kelapa.

foto by instagram.com/bonisgita/

Sekitar tahun 1800, pulau ini mendapat serangan dari armada laut Britania Raya sehingga menghancurkan benteng dan bangunan lainnya yang ada di atas pulau.

Tiga tahun lamanya dikuasai armada laut Inggris, pada tahun 1803, tentara Belanda kembali merebut pulau tersebut dan membangun kembali berbagai fasilitas yang telah hancur.

Serangan kembali dilakukan oleh tentara Britania Raya pada tahun 1806 dan meluluhlantakkan Pulau Onrust, Pulau Purmerend dan pulau-pulau lain yang ada di sekitarnya.

Namun sekitar tahun 1827 Belanda kembali membangun pulau ini dengan mempekerjakan para tahanan dan orang-orang Tionghoa. Salah satu bangunan yang dibangun pada waktu itu adalah asrama haji yang masih diifungsikan sampai dengan tahun 1933.

Sebelum beralih fungsi menjadi resort dan kawasan wisata, pulau ini sempat kosong dan tidak berpenghuni selama puluhan tahun, hingga akhirnya pada tahun 1970 pulau ini dikelola oleh PT Seabreez untuk dijadikan area resort dan wisata.

Agar memiliki nilai jual, Nama Pulau Sakit pun dirubah menjadi Pulau Bidadari, agar memiliki keterkaitan dengan nama pulau-pulau lain yang ada di Kepulauan Seribu seperti Pulau Nirwana, Pulau Putri, serta yang lain.

Keindahan dan Daya Tarik❤️

Tidak berbeda halnya dengan pulau-pulau lain yang ada di Kepulauan Seribu, pantai dengan pemandangan yang eksotis menjadi suguhan awal bagi para wisatawan begitu menginjakkan kaki di Pulau Bidadari.

Kawasan pulau yang teduh oleh pepohonan, pesisir pantai dengan pasirnya yang lembut berwarna putih bersih ditambah air laut berwarna biru toscha dengan ombaknya yang tenang, dijamin bakal membuat siapapun akan betah untuk berlama-lama di pulau ini.

Tidak hanya itu yang diberikan pulau ini kepada para pengunjung, tapi juga wisata sejarah berupa barang-barang peninggalan VOC seperti meriam dan reruntuhan menara martello yang ada di tengah pulau.

Menara tersebut layaknya benteng martello yang ada di Pulau Kelor, dibangun dengan bentuk lingkaran penuh, sehingga senjata yang diletakkan di tengah menara tersebut dapat bermanuver 360 derajat untuk membidik musuh dari segala arah.

Menara martello yang dibangun dengan menggunakan bahan batu bata merah tersebut, kini hanya tinggal puing-puingnya saja.

Namun begitu, bentuk bangunan masih bisa dilihat secara lengkap, sehingga pengunjung bisa menduga kalau menara tersebut didesain bertingkat dan antara lantai yang satu dengan lainnya dihubungkan oleh semacam tangga.

foto by instagram.com/pulaubidadariecoresort/

Kesan kuna yang melingkupi areal Menara Martello menyuguhkan pemandangan yang unik dan berbeda, sehingga sangat menarik untuk dijadikan sebagai background foto.

Tidak heran jika tempat ini pernah beberapa kali dijadikan sebagai lokasi pengambilan gambar video clip oleh artis ibukota.

Tidak jauh dari reruntuhan bangunan menara tersebut dapat ditemui sebuah prasasti yang tertulis di sebuah batu besar.

Prasasti yang dibuat Dinas Museum dan Sejarah Pemprov DKI Jakarta tersebut berisi 3 hal:

1. Untuk melindungi dan mengawasi Pulau Onrust, telah dibangun kembali benteng berbentuk bundar pada sekitar abad ke-12.

2. Pada tahun 1800 -1802, Pulau Onrust dan Pulau Bidadari diserang dan dihancurkan oleh tentara Inggris.

3. Sejak tahun 1972 Pulau Onrust dan pulau lain disekitarnya ditetapkan sebagai Suaka Purbakala berdasarkan SK Gubernur No. CB 11/2/16/72.

Selain menikmati wisata sejarah, pengunjung juga akan mendapatkan tambahan pengetahuan tentang lingkungan, karena di pulau ini banyak tumbuh pohon langka dengan batangnya yang besar.

Menariknya, disetiap batang pohon tersebut diberi papan kayu bertuliskan nama pohon, sehingga pengunjung dapat mengetahui nama-nama pohon tersebut.

Beberapa pohon langka yang ada di Pulau Bidadari diantaranya adalah: Pohon Perdamaian (Baringtonia Exelsa), Pohon Sentigi (Pempis Acidula), Pohon Glodokan (Polyalthea Longifolia), Pohon Kosambi, Pohon Kayu Hitam (Diospyros Maritama), Pohon Kelumpang atau Kepuh (Sterculia Foetida), serta pohon-pohon yang lain.

Ada kisah menarik berkaitan dengan keberadaan pohon-pohon langka berbatang besar yang ada di Pulau Bidadari yaitu adanya sebuah pohon tua di pinggir Pantai Jodoh.

Pohon tersebut diberi nama Pohon Jodoh, karena menurut mitos yang berkembang, jika ada pasangan yang berfoto di bawah pohon tersebut, maka kelak hubungannya akan langgeng. Terlepas benar tidaknya mitos tesebut, berpulang pada diri masing-masing.

Lanjut:  10 Paket Open Trip Pulau Seribu, Harga Ekonomis Mulai Dari 75 Ribuan Saja
foto by instagram.com/pulaubidadariecoresort/

Selain pohon-pohon langka, terdapat pula pohon buah-buahan dan hutan mangrove di bibir pantai.

Hutan mangrove ini diberi pagar pembatas serta larangan untuk tidak merusak kawasan hutan, karena fungsi dari hutan mangrove ini adalah untuk mencegah abrasi kawasan pantai, baik oleh angin laut yang kencang maupun oleh ombak.

Selain pohon-pohon langka, pengunjung juga dapat menyaksikan binatang-binatang langka, meski jumlahnya tidak sebanyak yang ada di kebun binatang.

Salah satu binatang yang menjadi penghuni asli pulau ini dan dibiarkan hidup liar karena memang tidak mengganggu pengunjung, bahkan cenderung menghindar bila bertemu manusia adalah Biawak (Veranus Salvator).

Jumlah biawak yang ada di pulau ini sekitar 100 ekor. Mereka berkaliaran di kawasan pulau, sehingga tidak jarang meninggalkan jejak tapak kaki di atas pasir pantai.

Terdapat pula 6 ekor Rusa Tutul yang sengaja dipelihara untuk menambah objek yang dapat dinikmati pengunjung. Rusa berwarna coklat dengan bintik-bintik putih ini ditempatkan dalam sebuah kandang.

Namun bagi pengunjung yang ingin memegang atau memberi makan rusa-rusa tersebut, tidak dilarang sepanjang tidak menyakiti.

Diantara binatang-binatang yang ada di Pulau Bidadari, yang paling menarik perhatian adalah lumba-lumba yang ditempatkan di beberapa kolam. Pengunjung tidak hanya sekedar menyaksikan mamalia cerdas tersebut berenang tapi juga beratraksi.

Bahkan pengunjung juga dapat berenang bersama lumba-lumba. Karena itu pihak pengelola menyiapkan dua paket bagi pengunjung yaitu Feeding Dolphin dan Swim With Dolphin.

Satu lagi aktifitas menarik yang disuguhkan Pulau Bidadari adalah adanya Saung Kreatif yang mengajak wisatawan untuk belajar tentang berbagai hal lewat sarana edukasi yang telah disediakan oleh Bidadari Eco Resort.

Beberapa sarana edukasi yang diperagakan bahkan dapat dicoba langsung oleh pengunjung adalah: daur ulang kertas, pembuatan kompos dengan bahan dari sampah daun, serta pengolahan limba secara sederhana.

foto by instagram.com/christiannehemia/

Pulau di Sekitar❤️

Karena di sekitar Pulau Bidadari terdapat pulau-pulau kecil lainnya yang dalam sejarah memiliki keterkaitan antara pulau yang satu dengan yang lain, ditambah keindahan dan daya tarik dari pulau-pulau tersebut juga tidak kalah, maka sempatkan juga untuk mengunjungi pulau-pulau tersebut untuk melengkapi liburan Anda di Pulau Bidadari.

Pulau-pulau tersebut adalah Pulau Onrust, Pulau Kelor dan Pulau Cipir atau Pulau Kahyangan.

1. Pulau Onrust

Pulau pertama yang wajib dikunjungi adalah Pulau Onrust karena pada masa lampau, pulau inilah yang menjadi sentral dari gerbang pertahanan VOC untuk mempertahankan kekuasannya di Jakarta dari serangan musuh yang datang lewat laut.

Suasana mistis akan langsung terasa begitu menginjakkan kaki di dermaga kecil yang ada di pulau ini. Selanjutnya Anda akan memasuki bangunan menara pengawas yang difungsikan untuk penjualan tiket masuk.

Tidak jauh dari situ terdapat sebuah monumen besar serta puing-puing bangunan di sela-sela pepohonan, sebelum akhirnya memasuki sebuah bangunan museum kecil yang menyimpan bukti-bukti sejarah sejarah pada masa lampau.

Seperti meriam, koin-koin kuna juga diorama Pulau Onrust pada jaman dahulu.

Keluar dari museum, Anda dapat menyaksikan puing-puing bekas bangunan karantina haji yang dibangun pemerintah Belanda, bekas bangunan yang digunakan untuk mengadu para tahanan.

Serta sebuah kompleks pemakaman dengan kuburan-kuburan berukuran besar serta kompleks pemakaman muslim dengan ukuran yang lebih kecil.

Konon di pemakaman muslim itulah pemimpin pemberontakan DI/TII, Kartosuwiryo serta para pemberontak dalam peristiwa Kapal Tujuh pada tahun 1940 dimakamkan.

Benar tidaknya isyu tersebut sampai saat ini masih menjadi tanda tanya. Tapi yang pasti di dua kompleks pemakaman yang ada di Pulau Onrust ini, kesan mistis sangat terasa, bahkan oleh mereka yang tidak memiliki indra keenam sekalipun.

2. Pulau Kelor

foto by instagram.com/sendya_/

Hanya butuh waktu sekitar 15 menit untuk menyeberang dari Pulau Bidadari menuju Pulau Kelor yang berukuran mini ini. Begitu kecilnya ukuran pulau ini, membuat seseorang yang berdiri di ujung pulau dapat melihat mereka yang berada di ujung pulau yang berlawanan.

Namun demikian, keindahan pulau ini tidak perlu disangsikan.

Menariknya lagi, perairan di sekitar Pulau Kelor dijadikan habitat hidup oleh berbagai jenis ikan, sehingga para nelayan dan juga wisatawan yang memiliki hobby memancing banyak yang mencoba peruntungan dengan melepaskan kail di pinggir pantai Pulau Kelor.

Di tengah pulau ini terdapat Benteng Martello yang kondisinya lebih utuh dibandingkan dengan Menara Martello yang ada di Pulau Bidadari. Benteng Martello juga dibangun dengan bentuk melingkar dan menggunakan bahan batu bata merah.

Sayangnya, aksi vandalisme yang dilakukan pengunjung membuat sebagian dinding dari benteng ini dihiasi coretan-coretan.

3. Pulau Kahyangan atau Pulau Cipir

Kondisi yang ada di Pulau Kahyangan yang juga dikenal dengan nama Pulau Cipir hampir sama dengan Pulau Onrust. Di kawasan pulau ini, pengunjung dapat menjumpai puing-puing rumah sakit yang dibangun pada masa penjajahan Belanda atau sekitar tahun 1670.

Lanjut:  6 Alasan Mengapa Kamu Tidak Boleh Melewatkan Pulau Untung Jawa Dalam Menghabiskan Waktu Libur

Rumah sakit tersebut kala itu dijadikan sebagai tempat karantina haji sekaligus tempat untuk mencuci otak agar para jamaah haji tersebut tidak melakukan perlawanan terhadap Pemerintah Belanda.

Di sini juga dapat dijumpai sebuah bangunan yang semuanya tertutup tembok dan tidak berjendela. Konon bangunan ini dulu digunakan sebagai tempat untuk mengeksekusi para terpidana yang dihukum mati, baik dengan cara digantung maupun dengan suntik mati.

Bangunan bersejarah lainnya yang ada di pulau yang memiliki sumber air tawar yang jernih ini adalah sebuah benteng pertahanan berbentuk bundar dengan ukuran besar, namun tidak seperti benteng dan menara Martello yang ada di Pulau Bidadari dan Pulau Kelor.

Di sekitar benteng tersebut, tergeletak beberapa meriam tua buatan Belgia yang sudah karatan yang menjadi saksi dari eksistensi pulau ini pada masa lampau.

Fasilitas di Pulau Bidadari❤️

foto by instagram.com/pulaubidadariecoresort/

Sebagai kawasan wisata bahari yang sudah sejak lama dikelola secara profesional, masalah fasilitas tidak perlu dikhawatirkan. Hampir semua kebutuhan para wisatawan tersedia di tempat ini. Beberapa fasilitas yang ada tersebut diantaranya adalah:

– Saung dan Bangku-bangku di Pinggir Pantai

Duduk di di bawah saung atau bangku-bangku yang berjajar di pinggir pantai sambil melepas pandang di lautan luas dan menikmati keindahan pemandangan sekeliling dengan ditemani semilir angin laut yang sejuk tentu akan memberikan kenyamanan tersendiri.

– Wahana Permainan Air dan Watersport

Tidak hanya mandi dan berenang di laut, pengunjung juga dapat menikmati kegembiraan dengan memanfaatkan sejumlah wahana permainan air dan watersport, seperti banana boat, donat boat, kano dan jetski.

– Fasilitas Permainan dan Olah Raga

Sejumlah fasilitas permainan dan olah raga juga disediakan bagi pengunjung di dalam pulau. Beberapa fasilitas permainan dan olah raga untuk dewasa diantaranya adalah: billyard hall, tenis meja, lapangan basket, mini futsal, volley pantai, dan jogging track.

Sedang untuk anak-anak diantaranya adalah rainbow ball, outbond area serta area children playground yang meliputi: jembatan gantung, jungkat-jungkit, ayunan serta yang lain.

– Penginapan yang Eksklusif

Penginapan di Pulau Bidadari terdiri dari 2 jenis, yaitu land cottage dan floating cottage. Land cottage sendiri terbagi 2 yaitu bangunan dengan model panggung serta bukan panggung.

Untuk bangunan dengan model panggung desainnya dibuat seperti rumah adat Minahasa. Land cottage terdiri atas 2 kelas yang bisa dipilih yaitu kelas Deluxe serta Family and Suite Room.

Berbeda dengan land cottage yang tempatnya ada di daratan, untuk floating cottage dibuat seperti rumah panggung layaknya rumah di perkampungan nelayan, sehingga cottage tersebut berada di atas permukaan air.

Karena itulah dinamakan floating cottage atau cottage apung.

foto by instagram.com/sendya_/

– Multi Purpose Hall

Bangunan dengan ruang yang cukup luas ini seperti halnya sebuah aula yang digunakan untuk berbagai kegiatan yang melibatkan banyak orang seperti acara gathering, rapat, pelatihan, serta yang lain.

– Panggung Utama

Panggung utama pada momen-momen tertentu digunakan sebagai tempat untuk menggelar berbagai macam acara atau konser.

Namun pada saat tidak sedang digunakan untuk panggung pertunjukan, bisa digunakan sebagai tempat makan dan beramah tamah karena tempatnya yang teduh oleh rindangnya pepohonan.

– Make Up Room

Seringnya Pulau Bidadari dijadikan sebagai lokasi pemotretan prewed dan pengambilan gambar untuk video clip maupun film, membuat pihak pengelola menyediakan khusus make up room.

Sehingga bagi mereka yang akan melakukan sesi pemotretan dan shooting video, tidak perlu bingung lagi mencari tempat untuk berdandan.

– Karaoke Room

Untuk mereka yang ingin menikmati kegembiraan dengan bernyanyi, di sini juga tersedia karaoke room yang menyediakan ribuan lagu untuk dipilih.

– Kolam Renang Anak-anak

Bagi pengunjung yang membawa anak kecil dan merasa khawatir mengajak anak berenang di laut, tersedia kolam renang anak untuk putra-putri mereka yang dilengkapi dengan perosotan.

– Restoran

Tidak perlu cemas untuk urusan mengisi perut, karena Bidadari Eco Resort telah menyediakan restoran dengan kapasitas sekitar 200 orang. Restoran dengan suasana yang menyenangkan tersebut, selain nyaman untuk makan juga nyaman untuk bersantai.

Selain fasilitas sebagaimana tersebut di atas, masih ada sejumlah fasilitas lainnya yang bakal memperindah pengalaman Anda selama berkunjung ke Pulau Bidadari.


Satu pemikiran pada “Mau Foto Prewedding Atau Bulan Madu? Ke Pulau Bidadari Saja”

  1. Kalau nulis artikel jangan ngejar SEO doang dong. Artikel tuh harus yang real. Mana ada kapal dari Kaliadem yang ke Pulau Bidadari!

    Balas

Tinggalkan komentar

error: Content is protected !!