Istana Negara Indonesia di Jakarta Pusat

Lokasi: Jalan Veteran, Jakarta Pusat
Map: Klik Disini
HTM: Free
Buka Tutup: 09.00 – 16.00 WIB
Telepon: (021) 2354-5001

Sebagai sebuah negara berdaulat, tentunya masing-masing negara memiliki istana yang menjadi pusat pemerintahan atau tempat berlangsungnya acara kenegaraan.

Beberapa diantaranya yang ada di luar negeri seperti Independence Hall dan gedung putih atau bahasa inggrisnya yakni White House di Amerika serikat.

Kemudian ada juga Buckingham Palace di Inggris yang tersohor di seluruh dunia, serta 5 istana di arab Saudi dengan Shada Palace sebagai istana tertuanya.

Beralih ke negara-negara asean, ada The Grand Palace di Thailand, Rhastravati Bhavan di India, serta Nanjing Palace di China.

Sementara di negara tetangga RI sendiri, terdapat Istana Nurul Iman Brunei Darussalam, Istana Negara Malaysia di Kuala lumpur dan The King’s Palace Malaysia yang dulunya rumah dari Miliarder Cina.

Foto By @nazroenarul

Lalu ada Istana Negara Singapore di singapura, serta Istana Kepresidenan dari Republik Demokratik di wilayah Timor leste.

Berapa banyak Istana Republik Indonesia? Naah bagi yang belum tahu, tercatat terdapat 6 istana negara dan juga 1 istana wakil presiden di beberapa lokasi.

Diantaranya adalah Bali dengan Istana Tampak Siring, Jawa tengah? Ada Jogja dengan Gedung Agung Yogyakarta.

Jawa barat? Ada Istana Cipanas Cianjur dan juga Istana Bogor yang terkenal dengan rusanya, serta di Ibukota Jakarta sendiri yakni Istana Merdeka, Istana Negara serta Istana Wakil Presiden.

Tak hanya itu, Indonesia yang dulu sempat dijajah pun memiliki beberapa bangunan lainnya yang sempat diperuntukan bak istana negara pada zaman penjajahan seperti Gedung Sate di Bandung.

Beberapa daerah lainnya juga sempat dicanangkan untuk mendapat pembangunan Istana Negara, seperti Makassar dan Kalimantan yang bahkan sedang di gadang-gadang sebagai calon Ibukota baru bagi Indonesia.

Istana lainnya? Ada dong! Seperti Istana Lansia yang ada di Sidoharjo Wonogiri, serta Istana Cikeas tempat pak SBY dan Istana Karang di Cirebon.

Namun pada kesempatan kali ini kita akan membahas sedikit mengenai istana kepresidenan, yang letaknya di Jakarta alias Istana Negara. Penasaran seperti apa? Yuk simak hingga akhir artikel berikut!

Foto By @k11sucore

Lokasi Dimana❤️

Istana kepresidenan yang satu ini beralamat di Jakarta Pusat atau lebih tepatnya ada di Jalan veteran dekat dengan gedung Istana Merdeka.

Kompleks Istana yang berdiri di lahan seluas 68 ribu M2 ini dilengkapi juga dengan beberapa bangunan lainnya seperti Bina Graha yang dulu sempat di manfaatkan sebagai ruang bekerja bagi Presiden Soeharto, B.J Habibie serta Abdurrahman Wahid.

Namun kini Bina Graha tersebut dipergunakan sebagai ruang kerja bagi wakil presiden selain Istana Wakil Presiden.

Selain gedung Bina Graha, ditempat ini juga terdapat Wisma Negara serta Kantor Kementrian & juga Sekertariat Negara.

Satu hal yang menjadi perbedaan mencolok dari Istana Negara dan Istana Merdeka ialah bangunannya menghadap ke Jalan Merdeka bagi Istana Merdeka sementara Istana Negara menghadap ke arah Jalan Veteran.

Sekilas Sejarah❤️

Foto By @m.wahyuu1

Bila ditilik dari sejarah yang ada, Istana Negara ini mulai dibangun pada tahun 1796 pada waktu pemerintahan Hindia Belanda kala itu.

Istana Negara ini sendiri dibangun kala Pieter G. Van Overstraten masih menjabat sebagai Gubernur Jenderal dan baru rampung pada 8 tahun kemudian pada masa jabatan GubJen Johannes Siberg di tahun 1804.

Lanjut:  10 Daftar Pilihan Taman Wisata di Daerah Jakarta Pusat Yang Paling Cocok Untuk Menenangan Diri

Bangunan ini pun pada awalnya berfungsi sebagai rumah peristirahatan milik J.A Van Braam yang merupakan pengusaha Belanda ternama di kawasan bergengsi pada masanya di Batavia baru yang kini kita kenal dengan nama Harmoni.

16 tahun kemudian atau tepatnya pada 1820, rumah ini mulai disewakan dan akhirnya dibeli pemerintah kolonial pada 1821 sebagai pusat pemerintahan serta rumah tinggal bagi para GubJen yang bertugas di Batavia.

Hal ini disebabkan para Gubernur Jenderal kala itu belum memiliki rumah tinggal di Batavia, karena lebih memilih membangun di Buitenzorg (Kota Bogor) yang kala itu dinilai lebih sejuk dan lebih strategis.

Namun tentunya seiring waktu, sehubungan dengan belum tuntasnya pembangunan Istana Daendels yang kala itu berlokasi di Lapangan Banteng.

Akhirnya tempat ini mulai dilirik para GubJen sebagai tempat beristirahat selepas pertemuan Dewan Hindia yang berlangsung di Batavia setiap hari Rabu.

Selepas Istana Daendels rampung, Gedung ini pun tetap dipergunakan dan Istana Daendels menjadi kantor pemerintahan saja.

Gedung yang kita kenal dengan nama Istana Negara ini, dulunya dikenal dengan nama Istana Rijswijk atau biasa disebut dengan Hotel van den Gouverneur-General sebagai pengalihan kata Istana.

Foto By @bobylatulola

Istana Negara ini juga menjadi saksi sejarah, ketika Cultur Stelsel atau yang lebih akrab dengan tanam paksa oleh Gubjen Graaf Van d. Bosch.

Tak hanya Cultur Stelsel, Perjanjian Linggarjati yang kala itu terjadi pada tanggal 25 maret 1947 oleh Hubertus J. Van Mook sebagai wakil Belanda dan Sutan Syahrir sebagai wakil Indonesia pun terjadi di tempat ini.

Luas awal dari Istana Negara sendiri, pada mulanya hanya 3.375 M2 dengan gaya arsitektur yang berkiblat pada gaya yunani kuno dengan 2 tingkat.

Bentuk yang bertahan hingga kini, sejatinya merupakan hasil renovasi akhir pada 1848, dimana terjadi pembongkaran pada bagian atas & depan dari lantai bawahnya agar lebih besar menonjolkan kesan resmi.

Barulah pada tahun 1873, Palais te Koningsplein atau Istana Gambir yang kini lebih dikenal dengan nama Istana Merdeka dibangun di area Weltervreden.

Istana tersebut dibangun dengan alasan Istana Rijswijk yang mulai penuh atas gagasan Gubernur Jenderal Johan W. van Lansberge.

Rumor Cerita Angker❤️

Foto By @nadyasbelansky

Masih ingatkah Anda mengenai rumor yang sempat dihembuskan oleh Ustadz Alfian Tanjung yang menuding bahwa Istana Negara telah menjadi Sarang PKI?

Pada video yang sempat viral di laman youtube dengan durasi 0:45 ini, Alfian Tanjung sempat menyebut beberapa nama yang menurutnya merupakan kader PKI yang rutin melakukan rapat.

Selain itu, Istana Negara juga sempat disebut-sebut tempat angker manakala TV di dalam istana menyala dengan sendirinya dan disaksikan langsung oleh keluarga Alm. Gusdur yang kala itu turut tinggal di Istana.

Yenny Wahid dan Inayah Wahid yang merupakan putri Alm. Gusdur serta para staff pun konon sering mendengar suara-suara yang dipercaya ditimbulkan oleh makhluk astral yang ingin mengganggu, hii.

Selain suara aneh, di bagian sayap kiri Istana atau lebih tepatnya di dalam kamar mandi yang tepat berada di depan dapur seringkali terdengar suara lantunan alat musik yang secara tiba-tiba seolah sedang ada yang memainkannya.

Lanjut:  10 Daftar Pilihan Tempat Makan Enak di Daerah Cikini Yang Murah Buat Kamu Jika Ingin Kulineran

Misteri lainnya seperti penemuan saluran air kuno yang berada di bawah tanah dengan lorong-lorong yang bisa dimasuki orang dewasa, dipercaya dapat tembus menuju istana yang bahkan sempat ditelusuri oleh TNI guna melakukan pemetaan.

Tak hanya di Istana Negara, Istana Merdeka yang berada dekat dengan Gedung ini & Istana lainnya pun konon memiliki kisah berhantu yang tak kalah seram dengan Istana Negara.

Seperti Pohon yang telah berusia 144 tahun yang di namai Ki Hujan yang tak bisa dahannya tak bisa dirapihkan meski sempat di coba beberapa kali menggunakan gergaji mesin.

Tak bisa dirapikan disini bukan berarti kebal dengan gergaji namun ketika gergaji mendekat otomatis mati dengan sendirinya.

Lain hal dengan peristiwa Ki Hujan, di Istana Merdeka juga sempat terjadi peristiwa yang membuat heboh public.

Dimana ketika SBY yang kala itu menjabat sebagai Presiden hendak mengangkat Albert Hasibuan tiba-tiba saja meja dengan marmer berkualitas tinggi dengan tebal 2 cm itu pecah berkeping-keping bak habis dihantam godam.

Petugas paspampres yang kala itu akan memindahkan dan juga para menteri yang turut hadir pun terkejut.

Foto By @icamarica

Sekedar informasi untuk Anda, marmer merupakan bahan yang semakin tua akan semakin keras dan bertambah kuat, jadi? Apa kira-kira yang membuatnya menjadi seperti itu?

Terlepas dari beragam cerita horror, rupanya Istana Negara dan Presiden Jokowi pun sempat menjadi sasaran kemarahan netizen yang terpancing akibat sebuah postingan pohon natal di halaman Istana.

Disebutkan bahwa para kader PKS, sempat menyebar isu ini di sosmed bahkan hingga website mereka sendiri.

Setelah itu, postingan ini pun sempat viral dan banyak yang mengeluarkan sumpah serapah, padahal sebenarnya pohon tersebut berdiri di kantor Ahok yang kala itu masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Pohon Natal yang sempat berdiri, justru pada saat demo yang dilakukan oleh Jemaat GKI Yasmin yang kala itu meminta agar dapat melangsungkan ibadahnya di gerejanya yang telah ditolak masyarakat setempat.

Keindahan Keunikan❤️

Foto By @njiyoo

Meski sempat terjadi beberapa pemugaran mencolok, namun bangunan Istana Negara yang awalnya condong dengan gaya arsitektur yunani kuno akhirnya tampil dengan gaya indische empire style.

Bangunan megah dengan halaman luas dan pohon yang tertata rapih bak taman eropa ini, masih dipergunakan sebagai tempat pagelaran beragam kegiatan kenegaraan seperti pelantikan duta besar.

Istana nan megah ini, tak hanya dapat dikunjungi oleh orang-orang penting maupun tamu kenegaraan saja namun dapat juga dikunjungi oleh masyarakat umum yang memang berminat untuk wisata ditempat bersejarah yang satu ini.

Yang asyik dari kedua Istana di Jakarta ini ialah pengunjung tidak perlu repot-repot membuat surat permohonan atau menunggu waktu open house.

Pengunjung dapat datang langsung setiap Sabtu dan Minggu bila sedang tidak ada acara kenegaraan dengan operational hours mulai 08.30 hingga 15.00 WIB untuk mendaftar program ISTURA.

Cara Berkunjung❤️

Foto By @emilia_bassar

Bagi yang berminat untuk visiting Istana ini, tentunya tidak perlu repot-repot mencari informasi harga tiket masuk yang baru di 2024.

Karena siapapun dapat langsung mendaftar Program Istana Untuk Rakyat atau ISTURA di Istana Negara yang dibuka pada hari Sabtu & Minggu, tanpa dipungut biaya sepeserpun.

Meski usia tidak mendapat batasan, namun ketentuan untuk berpakaian rapih tetap harus dipatuhi ya!

Lanjut:  6 Rekomendasi Cafe Asik dan Seru di Cempaka Putih Cocok Untuk Tempat Ngumpul Bareng Temen!

Untuk pengunjung yang kebetulan membawa kendaraan pribadi baik mobil maupun motor dapat langsung memakirkan kendaraan yang dibawa pada halaman yang tersedia khusus untuk parkir pada Sekertariat Negara.

Sementara bagi rombongan yang datang dengan menggunakan bus, dapat memakirkan busnya di sekitar IRTI Monas.

Untuk mendaftar Program Istura ini, pengunjung dapat mendaftar langsung di Jalan Majapahit pada pintu masuk untuk Sekertariat Negara.

Bagi pengunjung perorangan, dapat langsung menukarkan Kartu Identitas dengan ID untuk Program ISTURA. Sementara bagi yang datang dengan rombongan, dapat diwakilkan oleh ketua rombongan saat penukaran ID.

Setelah itu para pengunjung akan diminta memasuki ruang tunggu, guna melalui tahap screening dengan melalui security door yang akan mendeteksi logam.

Dari situ para pengunjung akan dijemput dengan bus yang disediakan khusus dan di antar menuju Gedung serbaguna agar dapat menyaksikan teater film-film dokumenter milik Istana Presiden dengan lama durasi 10 hingga 15 menit.

Setelah itu Anda akan diarahkan menuju area-area wisata seperti halaman depan yang biasanya dipergunakan untuk upacara bendera 17 Agustus, berfoto di tangga Istana, hingga ke bagian dalam istana (disini tidak boleh mengambil gambar ya!).

Bila beruntung, pengunjung pun dapat menyaksikan aksi unjuk kebolehan yang dilakukan oleh paspampres seperti baris berbaris maupun beragam atraksi senjata.

Setelah usai, pengunjung pun akan diantar kembali menuju gerbang dengan bus yang sama & mengembalikan ID ISTURA dengan Kartu identitas masing-masing.

Rute Menuju Lokasi❤️

Foto By @samba47_

Bagi yang ingin berkunjung ketempat yang satu ini namun masih bingung dengan rute yang akan ditempuh, jangan khawatir !

Menurut info, bagi yang berasal dari luar Ibukota dan menggunakan mobil, dapat langsung menuju tol lalu mengarah ke Jakarta.

Dari situ exit ke Jakarta Inner RingRoad menuju semanggi, kemayoran maupun senayan, kemudian lanjutkan perjalanan melalui Sudirman, M.H Thamrin, lalu mengarah ke Medan Merdeka barat hingga tiba di tujuan

Sementara bagi yang menggunakan motor dapat menggunakan rute sama dengan mobil tentunya tanpa tol, atau untuk lebih mudahnya dapat menggunakan peta/google maps.

Foto By @icamarica

Bagi yang berencana menggunakan transportasi umum seperti Bis maupun kereta api, dapat menaiki kereta dengan arah Jakarta Kota dan turun di Stasiun Juanda.

Dari situ Anda dapat berjalan kaki hingga tiba ditujuan bagi yang memilih menggunakan kereta dan menaiki Bus P9BT atau P41 dari Gerbang tol Halim atau menggunakan Transjakarta menuju Harmoni lalu lanjut berjalan kaki.

Namun ada baiknya sebelum visit, untuk memastikan apakah ada acara kenegaraan atau tidak pada tanggal yang anda inginkan di official website, email maupun melalui contact person agar semuanya berjalan lancar.

Jadi, tunggu apalagi? Yuk kunjungi bangunan bersejarah yang satu ini dan bangkitkan rasa nasionalisme dalam darahmu. Majulah negaraku, Majulah Indonesia!


Tinggalkan komentar

error: Content is protected !!