Candi Lor, Saksi Sejarah Perpindahan Kekuasaan Mataram Kuno di Jawa Timur

Lokasi: Jl. Panglima Sudirman, Candirejo, Loceret, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur 64471
Map: KlikDisini
HTM:
Buka/Tutup: 07.00 – 17.00
Telepon:

foto by instagram.com/jenggot_indah/

Menapaki jejak sejarah masa lalu dapat memberikan kita inspirasi dan kebanggaan tersendiri tentang betapa besarnya bangsa ini.

Sebagai generasi penerus bangsa, kita patut melanjutkan dan mengembalikan kejayaan yang pernah kita peroleh dari nenek moyang kita.

Karena tanpa itu semua, kita bukanlah apa-apa. Dan hanya akan menatap pesimis tentang masa depan diri kita.

Salah satu bentuk kemajuan bangsa adalah dengan adanya peninggalan-peninggalan budaya di masa silam.

foto by instagram.com/trie.soetrisno/

Begitu juga Indonesia yang telah diketemukan banyak peninggalan budaya masa lalu berupa prasasti, bangunan candi, arca-arca dan masih banyak lagi lainnya.

Di Jawa Timur terdapat sebuah peninggalan kuno berbentuk sebuah candi yang diperkirakan dibangun pada abad 10 Masehi. Bangunan ini bernama Candi Lor yang ada di Kabupaten Nganjuk.

Karena termakan usia dan pengaruh alam selama lebih dari 1000 tahun. Bangunan ini tidak memiliki bentuk utuh lagi. Hanya tampak seperti reruntuhan bangunan berwarna merah, terbuat dari batu bata.

foto by instagram.com/bulan.septina/

Bahan bangunan terbuat dari bata merah juga mempengaruhi cepatnya sebuah bangunan tersebut rusak atau aus.

Yang menarik dari bangunan ini adalah bagian atasnya yang ditumbuhi sebuah pohon Kepuh berumur ratusan tahun. Pohon ini lumayan tinggi, dengan akar besar-besar dan merayapi sebagian sisi pohon.

Mengingatkan sebuah candi di Kamboja dengan kepala arca Budha yang di tutupi akar pohon dan menyisakan bagian muka arca. Candi Bayon kalau tidak salah.

Disinilah spot foto terbaik bagi pengunjung, karena bentuk candi yang sudah tidak beraturan, maka gambar foto dengan latar sisi candi yang di rayapi akar Pohon Kepuh menjadi andalan.

Lanjut:  Berlibur di Wisata Tertua Kota Malang, Taman Rekreasi Tlogomas
foto by instagram.com/djokosaeland/

Selain itu juga ditemukan sebuah arca Ganesha dan arca Nandi disekitar lokasi candi. Hal ini menunjukkan bahwa bangunan ini merupakan bangunan keagamaan agama Hindu. Arca-arca tersebut kemudian dibawa ke Kediri.

Sebuah prasasti bernama Prasasti Anjuk Ladang ditemukan di sekitar bangunan. Prasasti tersebut menceritakan sejarah pembangunan candi.

Diceritakan bahwa seorang raja bernama Mpu Sindok yang bergelar Sri Maharaja Pu Sindok Sri Isana Wikrama Dharmotungga Dewa, memerintah kerajaan Mataram Kuno pada abad 10 Masehi.

foto by instagram.com/ucokboro/

Sekitar abad 10 Masehi, terjadi perpindahan pusat kekuasaan Kerajaan Mataram Kuno dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Disebabkan oleh bencana alam meletusnya Gunung Merapi. Mpu Sindok sendiri adalah pendiri dinasti Isyana.

Dia memerintahkan kepada abdi dalemnya yaitu Rakai Hino Pu Sashara, Rakai Wka Pu Baliswara dan Rakai Kanuruhan Pu Da untuk membangun sebuah tugu peringatan di Anjuk Ladang.

Hal ini sebagai bentuk penghargaan terhadap warga Anjuk Ladang yang telah berjasa membantu Raja dalam perlawanan terhadap serangan orang-orang Melayu.

foto by instagram.com/may5315/

Dalam prasasti tersebut juga menetapkan Desa Anjuk Ladang sebagai Desa Swatantra atau wilayah yang bebas pajak kerajaan. Hal ini termuat dalam kalimat pada prasasti “Sawah kakaitan I Anjuk Ladang tutugani tanda Swatantra”

Nama Anjuk Ladang ini di kemudian hari berubah menjadi Nganjuk. Prasasti tersebut berangka tahun 859 Saka atau 937 Masehi. Selanjutnya dijadikan sebagai hari jadi Kota Nganjuk yaitu pada tanggal 10 April tahun 937 Masehi.

Disini juga ditemukan 2 makam kuno berasal dari periode yang sama. Kedua makam tersebut adalah makam dari 2 abdi dalem Mpu Sindok yang bernama Eyang Kerto dan Eyang Kerti.

foto by instagram.com/irmahartono/

Dinasti Isyana adalah dinasti terakhir Kerajaan Mataram Kuno. Pusat kerajaan berada di daerah lereng Gunung Merapi di Jogjakarta dan Jateng. Sebelumnya terdapat dinasti-dinasti lainnya yang memerintah Kerajaan Mataram Kuno.

Lanjut:  Pantai Nepa Madura

Kedua dinasti itu adalah dinasti Syailendra yang beragama Budha dan pendiri dari Candi Borobudur dan Candi Mendhut di Magelang.

Nama Mendhut sendiri diambil dari kisah legenda Roro Mendhut dan seorang Panglima Perang Kerajaan Mataram Islam bernama Wiraguna yang berakhir tragis.

foto by instagram.com/vaniesindana/

Kemudian ada Dinasti Sanjaya yang membangun Kompleks Candi Prambanan dengan Candi Loro Jonggrang sebagai salah satu candi di Kompleks tersebut di Jogjakarta.

Loro Jonggrang adalah putri Prabu Baka yang dikutuk menjadi patung yang kini menempati salah satu ruang di candi utama Candi Prambanan.

Juga Candi Plaosan Lor dan Candi Plaosan Kidul di Klaten, Jawa Tengah. Banyak peninggalan sejarah dari masa Kerajaan Mataram Kuno yang di temukan baik di provinsi Yogyakarta maupun Jawa Tengah.

Jam Operasional dan Fasilitas di Candi Lor

foto by instagram.com/yoellacameleon/

Lokasi peninggalan sejarah ini di buka dari jam 07.00 hingga jam 17.00. Namun karena kurangnya pengunjung, biasanya kompeks ini dalam kondisi tertutup. Sehingga kita harus mendatangi juru kunci untuk mengakses ke dalam.

Tidak ada fasilitas yang memadai di kompleks Candi Lor. Hanya pagar besi dengan gapura di bagian pintu masuknya. Tiket masukpun bisa dibayarkan kepada juru kunci seikhlasnya.

Lokasi dan Rute ke Candi Lor

foto by instagram.com/bimastrya1/

Jika anda ingin berkunjung kesini. Anda bisa berkendara dari Kota Nganjuk ke arah selatan di desa Candirejo, Loceret, Kabupaten Nganjuk.

Anda bisa mengikuti papan petunjuk ke arah RS. Aisiyah, karena lokasinya tak jauh dari situ

Lokasinya berada 3 km dari pusat Kota Nganjuk. Yaitu di Jl. Mpu Sindok dan gapura pintu pagarnya tepat di pinggir jalan raya.

Tinggalkan komentar

error: Content is protected !!