Candi Lumbung Magelang

foto by ndekwur.blogspot.co.id

Lokasi: Dusun Tlatar, Desa Krogowanan, Kec. Sawangan, Kab. Magelang, Jawa Tengah 56481
Map: Klik Disini
HTM: –
Buka Tutup: 08.00-17.00
Telepon: 0851228569264

Letak Lokasi❤️

Satu lagi yang unik dari daerah Magelang, Jawa Tengah. Negeri candi, salah satu area candi yang masih merupakan bagian dari warisan kebudayaan Budha, yaitu Candi Lumbung.

Terletak di Dusun Tlatar, Desa Krogowanan, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Letak berdirinya tepat di tepi Kali Apu, yang berasal dari sisi barat lereng Gunung Merapi.

Salah satu peninggalan dari kerajaan Buddha ini ternyata tidak hanya ada di Kabupaten Magelang, melainkan ada juga di Kabupaten Klaten, yang termasuk dalam kompleks peninggalan Kerajaan Buddha di dalam Taman Wisata Prambanan.

Lokasinya berada tepat di sebelah Candi Bubrah. Dibangun sekitar abad ke-9 di zaman Kerajaan Mataram. Lokasi tepatnya di area Candi Prambanan, Tlogo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, 57454.

Untuk Lumbung terletak di Kompleks Prambanan memiliki ciri arsitektur cukup unik.

Keunikannya adalah saat pembangunannya sesuai zaman kerajaan kala itu dengan pengaruh agama Buddha, terdapat satu bagian utama dengan dikelilingi oleh enam belas candi kecil. Jadi berbeda sekali dengan Prambanan, dimana merupakan warisan peninggalan kerajaan Hindu.

foto by kbob.dyndns.org

Jarak tempatnya dari Prambanan adalah sekitar 500 meter ke utara. Bila berangkat dari kota Klaten, jarak tempuhnya kurang lebih 15 kilometer ke barat. Lokasinya ini sudah menyatu dalam kompleks prambanan, sehingga tiket masuk pun sudah termasuk saat akan masuk prambanan, yaitu Rp 30 ribu per orang.

Fasilitasnya juga termasuk lengkap. Tempatnya nyaman untuk liburan keluarga, selain itu tersedia kereta wisata untuk ke area Lumbung, ini juga dikenakan tarif tersendiri.

Tak hanya itu saja dengan tema candi Buddha atau Buddha’s Temple, masih ada lainnya dalam area prambanan, yaitu candi sewu dan candi bubrah. Keduanya juga merupakan peninggalan dari kerajaan Buddha.

Lanjut:  Cantiknya Taman Ramadanu, Kebun Bunga Celosia Hits di Magelang

Bubrah dibangun di tahun sama dengan bangunan menyerupan tempat menyimpan paditersebut, yaitu pada abad ke-9, dan candi sewu dibangun pada abad ke-8 masehi.

Candi sewu berada lebih dekat dengan Prambanan, walaupun memiliki tema berbeda. Di sini memiliki satu bangunan utama, delapan candi apit, 240 candi perwara, dan sudah jelas tidak terdiri dari 1000 buah, seperti namanya. Berdasarkan cerita sejarah, pendiri dan pembuatnya merupakan bagian dari Kerajaan Rakai Panangkaran saat mulai berakhir.

foto by rebanas.com

Fungsi Dibangunnya❤️

Fungsi dari dibangunnya tempat ini adalah sebagai bagian dari kerajaan dan sebagai pusat aktivitas ritual keagamaan paling utama. Saat masuk ke dalamnya, Anda akan disambut oleh dua patung arca penjaga, bentuknya besar dan menyeramkan, membawa senjata seperti pentungan.

Bangunan lain di sekitarnya adalah Bubrah yang berarti rusak. Bubrah dalam bahasa jawa berarti rusak, karena saat pertama kali ditemukan, kondisinya sudah rusak. Walaupun kondisinya sudah rusak, tampaknya juga tidak dilakukan pemugaran dengan sempurna, karena sisa reruntuhan hanya tinggal sebuah bangunan dengan tinggi dua meter.

foto by jogja.tribunnews.com

Ketiganya adalah warisan bersejarah dari kerajaan Buddha dengan lokasi di lingkungan candi Hindu, ini menggambarkan keadaan saat itu di mana agama hindu dan buddha hidup berdampingan dalam kedamaian.

Lumbung Sengi❤️

Kembali lagi ke candi lumbung Magelang, atau lumbung Sengi. Bila pada penjelasan sebelumnya terdapat tiga candi Buddha di area Prambanan, kali ini tiga buah candi saling berdekatan di daerah Magelang, dan disebut candi Sengi. Ketiganya yaitu Candi Asu, pendem, dan Lumbung.

Sebenarnya dua di antaranya, yaitu candi asu dan candi pendem termasuk dalam wilayah Kelurahan Sengi. Sedangkan untuk lumbung berada di Dusun Tlatar, Kelurahan Krogowanan.

Namun ketiganya berada dalam satu daerah Magelang dan termasuk dalam jalur Solo Selo Borobudur. Dapat dicapai melalui jalan raya Yogyakarta-Magelang melewati pertigaan Blabak menuju Ketep.

Lanjut:  Buka Jam Berapa Rumah Kamera Magelang

Sejarah Berdirinya
❤️

Asal usul atau history tentang berdirinya bangunan Lumbung di Sengi ini masih kurang banyak penjelasannya. Mengenai artikel, makalah, maupun tulisan di wikipedia tentang sejarahnya hanya menjelaskan mengenai kondisi fisiknya, perkiraan waktu pembangunannya kebanyakan para ahli melihatnya dari penemuan prasasti di sekitarnya dan gambar relief pada dindingnya .

foto by solikhahmaratus.blogspot.co.id

Bangunan purbakala ini memiliki bagian utama dan saat ini hanya berupa reruntuhan dengan bentuk poligon, serta terdapat dua puluh sisi. Luas bangunannya adalah 350 meter persegi, berdiri di atas batu setinggi 2.5 meter.

Di sisi timur terdapat tangga dan pintu masuk dilengkapi bilik penampil serta lorong untuk menuju ruangan di dalamnya. Di bagian atas pintu masuk terdapat Kalamakara, namun tanpa rahang bawah.

foto by dododkomplong.blogspot.co.id

Apa Itu Kalamakara?❤️

Apa yang dimaksud dengan kalamakara? Dalam cerita hindu buddha, kalamakara sebelumnya adalah dewa tampan, namun karena melakukan suatu kesalahan, Kala dihukum dan dikutuk oleh Sang Hyang Widhi.

Dia berubah menjadi raksasa menyeramkan dan memakan setiap hewan yang ditemuinya. Hingga akhirnya dia memakan tubuhnya sendiri, hingga tersisa kepalanya.

Kala menjadi hiasan candi yang umum ditemui di daerah Jawa. Tepatnya di bagian atas pintu masuk tangganya. Bentuknya adalah mulut raksasa terbuka tanpa rahang bawah, di bagian atas, sedangkan makara berbentuk kepala naga dan berada di sebelah kanan kiri tangga pintu masuk. Kala melambangkan waktu, hitam dan maut. Makara melambangkan keselamatan.

Pada dinding luar di keempat sisinya terdapat pahatan gambar atau relief gambar perempuan dan pria dengan ukuran yang sesungguhnya, namanya adalah Kuwera dan Hariti. Gambar ini berada pada dinding pintu masuk.

Sedangkan untuk dinding sisi utara, barat, terdapat tempat untuk meletakkan arca Dhyani Buddha dan berada di setiap relung di tiap ruangan.

Seharusnya terdapat sembilan arca, karena di setiap sisi terdapat tiga buah relung, saat ini tak satupun relung yang memiliki arca. Bahkan atap utama pun sudah hancur, para ahli memperkirakan bahwa bentuk atapnya menyerupai candi perwara di sekitarnya, di mana berbentuk stupa dengan ujung runcing.

Lanjut:  10 Referensi Hotel di Sekitar Candi Borobudur Magelang Dengan Harga Murah Mulai Dari Rp119.000

Pada bagian atapnya perwara bentuknya kubus bersusun dengan puncak stupa. Di setiap sudutnya terdapat hiasan stupa-stupa kecil. Dalam setiap ruangannya terdapat tempat untuk meletakkan arca secara berjajar.

foto by placesmap.net

Warisan kerajaan Hindu lainnya yang termasuk dalam kompleks sengi adalah candi pendem dan candi asu yang letaknya saling berdekatan. Hanya berjarak sekitar 150 meter.

Di sekitarnya pun terdapat penemuan prasasti yang menjelaskan tentang berdirinya bangunan purbakala tersebut. Prasasti yang ditemukan adalah Sri Manggala II, Kurambitan I, serta Kurambitan II. Ketiga prasasti ini menjelaskan tentang Dharmma di Salingsingan.

Berdasarkan dari penemuan ketiga prasasti tersebut juga dapat diperkirakan mengenai pendirian bangunan bersejarah di daerah sengi tersebut. Berdiri sekitar tahun delapan hingga sembilan masehi. Pendirinya saat itu adalah raja yang memerintah pada masanya, yaitu Rakai Kayuwangi Dyah Lokapala.

Lokasi ketiganya berada pada ketinggian 650 meter di atas permukaan laut. Terdapat sungai yang mengalir di sekitarnya berasal dari puncak gunung Merapi, yaitu sungai Pabelan dan sungai Tringsing. Aliran sungai ini menuju barat dan berakhir di dekat area Lumbung.

foto by teluklove.com

Ketiganya berada di lereng gunung Merapi dan aliran sungai dari gunung Merapi mengalir melewati area Lumbung juga, akibatnya saat terjadi erupsi gunung Merapi beberapa tahun lalu, lokasinya dipindahkan sementara untuk menghindari kerusakan yang lebih parah.

foto by hurahura.wordpress.com

Beberapa foto terkait candi Lumbung Sengi masih belum lengkap, selain itu juga lokasinya cukup mengalami kesulitan untuk mencapainya. Selagi berlibur di Jogja, sempatkanlah untuk mengunjungi Magelang, bumi tidar. Selamat liburan dengan menyenangkan dan terlepas dari beban pikiran.

foto by sasadaramk.blogspot.co.id

Tinggalkan komentar

error: Content is protected !!